Iklan

Wednesday, 29 June 2016

-KISAH CINTA YANG KELAM (PART 5)-

Kami menempuh perjalanan dengan bersenda gurau. Tawa mewarnai perjalanan kami. Kini aku pun sudah lebih dekat dengan Avera dan Anya. Meski aku tidak terlalu suka dengan gaya mereka yang terlalu nyentrik. Agak risih bila dipandang mata.
Kami pun akhirnya sampai di rumah genta. Baru kali ini ku lihat mereka begitu serius dengan pelajaran. Mungkin karena UN sudah dekat,jadi mereka berpikir bahwa ini adalah waktunya serius.
Tak terasa waktu sudah berlalu 2 jam. Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 6:21. Warna langit pun kini sudah mulai berubah dari cerah menjadi gelap dengan bintang-bintang mulai menghiasi langit.
Genta bilang lebih baik kami makan malam dulu sebelum pulang. Aku pun mengiyakan,karena Mira sudah terlihat lapar dengan memegangi perutnya seperti orang yang tengah hamil.
Arga dan Avera pergi membeli bahan-bahan memasak. Sementara Aku,Mira,Genta dan Anya meyiapkan peralatan untuk memasak.
Tak beberapa,akhirnya Arga dan Avera sampai dengan membawa belanjaan. Setelah itu mereka permisi,katanya mau pergi keluar karena kelupaan membeli sesuatu. Kami yang tinggal disini pun menyiapkan semuanya dengan baik. Mulai dari memotong sayur,merebus daging dan urusan memasak lainnya.
Aku terasa ingin buang air kecil,jadi aku permisi ke toilet. " Gen,toilet dimana ya ?",tanya ku pada Genta. "Dari sini kamu ke kiri,naik tangga ke lantai 2. Toilet ada disebelah kamar ku. Kamar mandi keluarga sedang direnovasi",Genta mengarahkan ku ke tempat tujuan,yaitu toilet. Aku pun pergi mengikuti arahan Genta.
Saat melewati kamar Genta,aku mendengar desahan wanita. Karena penasaran,aku pun mengintip ke dalam kamar. Dan apa yang ku dapati membuat ku terkejut setengah mati. Memang Mira bilang untuk membuang jauh-jauh prasangka buruk. Tapi bila sudah begini,aku harus bagaimana ? Apakah aku harus menyimpan baik-baik untuk menjaga image teman ku ?
Arga dan Avera tengah bersetubuh. Cumbu demi cumbu ku lihat dengan jelas. Entah mereka terlalu asik atau mereka memang sengaja,tapi yang pasti aku tidak ketahuan tengah mengintip.
Aku bisa melihat tubuh Avera tanpa sehelai benang pun. Ku akui memang tubuh Avera terlihat bagus. Dengan Puting yang masih merah muda,itu semakin membuat birahi ku naik.
Goyangan yang dilakukan Arga membuat Avera semakin menjadi. Kedua buah dada nya bergoyang bukan main,seperti bola yang tengah terombang-ambing. Peluh membasahi tubuh mereka,meski kamar Genta menggunakan pendingin ruangan.
Aku coba memastikan apakah yang ku lihat ini bukan mimpi. Dan alhasil,ini memang nyata. Ku urangkan niat ku yang ingin buang air kecil untuk melihat mereka berdua.
Ingin rasanya aku juga melakukan hal yang sama. Cukup dengan menggerayangi tubuh proporsional nan montok mili Avera. Tapi aku tersadar dari angan ku. Aku segera turun ke bawah untuk melihat Mari. Aku takut kalau-kalau Mira pun menjadi korban perbuatan mesum teman Arga,yaitu Genta.
Namun syukurnya,saat aku sampai,aku hanya melihat makanan diatas meja dengan Genta,Mari dan Anya membersihkan meja.
Tak lama kemudian,Arga dan Avera turun untuk ikut makan. Mereka tidak terlihat seperti orang yang baru saja melakukan hubungan suami istri. Sungguh kemampuan yang hebat.
Kami makan sambil saling bertukar pikiran dan berbagi pengalaman. Saat selesai makan,jam sudah menunjukkan pukul 9:33,sudah hampir waktunya untuk gadis perawan tidur.
Kami pun permisi pulang meninggalkan Genta sendiri di rumahnya,karena orang tuanya juga sedang keluar kota.
Diperjalanan aku menceritakan apa yang ku lihat di rumha Genta kepada Mira. Tapi Mira kali ini tidak dipihak ku. Dia hanya menjawab "Mungkin kamu salah lihat. Mana mungkin mereka seperti itu .Sudah ah,jangan menjelek-jelkan orang". Aku coba berkali-kali meyakinkan Mira,tapi Mira tetap tak percaya hingga dia sampai di rumahnya.
Aku pulang dengan perasaan bercampur-aduk. Aku ingin meyakinkan Mira dan menjauhkan Mira dari mereka. TapiMira pasti tidak ingin hal itu dan tak akan mempercayai ku.
Aku sibuk memikirkan cara untuk menyelamatkan Mira dari mereka hingga tank sadar aku sudah tertidur.
Setelah bangun,aku segera berkemas untuk pergi sekolah sambil melanjutkan tugas ku malam tadi,yaitu berpikir.
Aku menjalani hari demi hari dengan penuh rasa khawatir. Tak baik rasanya kalau aku membeberkan hal tersebut di kelas. Lagi pun belum tentu teman-teman di kelas percaya pada ku.
Aku pun dihantui rasa takut kalau-kalau Mira jadi korban hal yang sama. Sampai tiba akhirnya UN berlangsung. Aku mencoba mengesampingkan kerisauan ku dan berfokos pada UN.
Seminggu UN berlangsung,seminggu itu pula ku lalui dengan baik. Aku optimis kalau aku pasti mendapat niai bagus.
Kami satu kelompok menyarankan untuk merayakan berlalunya UN. Namun bukan dengan coret-coret seragam seperti yang biasa dilakukan anak-anak SMA zaman sekarang. LAgi pun Mira tak akan mau melakukan hal bodoh semacam itu.
Akhirnya kami menyarankan untuk berpesta semalam suntuk di rumah Genta. Tempat hina yang sebenarnya tak ingin ku kunjugi lagi. Namun karena Mira memaksa,akhirnya aku ikut juga.
Pesta ini berjalan dengan lancar,mulai dari bermain games semalaman hingga diakhiri acaraminum-minum ini. Minuman kami memang tidak ada yang beralkohol,namun anehnya aku merasa sedikit pusing dan mengantuk berat.
Tanpa sadar aku terkulai lemas,tertidur pulas,tanpa tau apa yang terjadi.
Saat bangun,aku mendapati ruangan yang berantakan bekas pasti kami tadi. Saat melirik jam,ternyata sudah pukul 4:37 yang menandakan sekarang sudah pagi. Tapi aku tak mendapati siapa siapa selain aku di ruangan ini.
Sejauh mata memandang hanya terlihat sampah dan sampah bekas pesta malam tadi. Aku ingin menyegarkan diri dengan membasuh wajah,jadi aku pergi ke toilet.
Tanpa berpikir yang aneh-aneh,karena mungkin saja mereka tengah pergi keluar membeli sesuatu.
Namun pikiran yang aneh-aneh kembali menghinggapi kepala ku saat aku mendengar desahan lagi,sekarang dengan pintu tertup rapat.
Aku mencoba mendengarkan dibalik pintu. Tiba-tiba aku teringat dengan Mira,yang juga tidak terlihat saat aku terbangun.
Pikiran ku bercampur aduk,antara penasaran,marah dan bingung. Inilah masa-masa aku kehilangan akal sehat. Hal seperti ini yang membuat aku membunuh teman ku sewaktu SMP dulu.
Tanpa buang waktu,aku pergi kebawah,tepatnya ke dapur. Aku mengambil pisau memasak dan menggenggam erat pisau itu. Aku mungkin akan melakukan hal buruk yang duluh pernah kulakukan dulu,yaitu membunuh.
Apalagi jika Mira menjadi korban mereka,maka aku pun tak akan sungkan membunuh mereka. Persetan dengan nama baik hukum,aku tak mau Mira dirusak oleh mereka.
Aku kembali ke depan kamar Genta,kini dengan pisau di tangan ku. Aku mendobrak pintu kamar itu sekeras tenaga hingga aku terjatuh.
Panas didih wajah ku ketika melihat Mira tengah dipaksa Arga mengulum penis kotor miliknya. Aku dikuasai amarah. Kini aku bergerak sesuai emosi ku,bukan lagi akal sehat.
Aku menarik Mira,dan menjatuhkan Arga. Tanpa pikir panjang. Ku sayat sekujur tubuhnya yang kini tanpa sehelai benang.Ku hancurkan penis kotor yang sudah menodai Mira. Kini mata ku terlihat seperti biasa. Mata haus darah yang sudah ku kurung sejak bersama Mira.
Kini hasrat membunuh ku kembali lagi. AKu tidak peduli dengan Mira yang tengah melihat diri ku yang asli ini. Dengan membabi-buta ku sayat tubuh hina yang menodai Mira ku.
Ku sayat tanpa henti. Kini kamar itu sudah seprti neraka. Darah segar dimana-mana. Tak kudengarkan lagi permintaan maaf dari Arga yang kini sudah tak bernyawa.
Persetan dengan teman,inilah alasan aku tak mempercayai manusia bahkan diri ku sendiri. Manusia dipenuhi hawa nafsu seperti binatang yang suatu saat akan keluar mengikut dengan perangai yang tengah dibawakan di dunia ini.
Mira,Genta,Anya,Avera. Mereka pergi ke pojokan kamar. Menutupi tubuh mereka untuk menyembunyikan kembali kehinaan yang sudah melekat di tubuh mereka sekaligus melindungi tubuh mereka dari cipratan darah Arga yang sudah dingin dan terkulai lemas.
Setelah Puas dengan tubuh Arga,aku menacapkan pisau di kepalanya yang sekeras batu,yang berisi semua pikiran mesum yang kini sudah tidak bisa ditampilkan lewat wajah yang kini penuh darah dan sudah tak beraturan.
Aku menarik Mira dan memakaikannya baju karena dia masih terkejut dengan apa yang baru saja terjadi. Aku melempar tatapan penuh amarah dengan orang-orang yang kami tinggal kan di kamar itu. Tatapan yang setiap saat bisa membawa ku mengatarkan semua orang bertemu ajalnya.
Aku mengantar Mira dan mencoba menenangkannya. Sulit untuk ku agar bisa berbicara seperti biasa. Aku tau Mira sekarang tengah dihantui trauma mengerikan yang baru saja terjadi.....
Selamat menikmati :v

Saturday, 25 June 2016

-KISAH CINTA YANG KELAM (PART 3)-

Kelas akhirnya selesai. Akhirnya kami bisa kembali ke kehidupan kami masing-masing diluar sekolah. Semua orang mulai keluar dari kelas,dengan terbur-buru dan tidak karuan.
Akhirnya kelas ini sunyi dengan aku yang masih sibuk dengan membereskan peralatan belajar ku.
Saat hendak melangkah keluar kelas,tiba-tiba saja Mira kembali ke kelas dengan berlari kecil.
Aku melihatnya masuk ke kelas dan mulai mencari-cari sesuatu di sekitaran meja tempat ia duduk selam kelas berlangsung.
Dengan berat hati dan kesal karena melihat tingkahnya,aku bertanya kepadanya "Kau sedang mencari apa ?".
"Aku sedang mencari pulpen berwarna keemasan yang ku pakai sewaktu belajar tadi. Apa kau melihatnya ?",jawab Mari.
Sungguh tindakan bodoh.Itu hanya sebuah pulpen,kan dia bisa membelinya lagi tanpa perlu repot mencari seisi kelas.
Kemudian sembari melihat sekitar,aku melihat sesuatu berkilauan di sudut meja guru. "bukan yang ada di sudut meja guru itu",kata ku.
Tanpa pikir panjang,Mari berlari kemeja guru dan mendapati pulpen nya itu.
"Terima kasih. Kalau bukan karena mu,mungkin aku sudah pulang kelewat telat. Kau cukup jeli juga",jawab Mari dengan senyum terpancar dari wajahnya.
Aku menganggukan kepala menjawab pernyataannya tadi. Entah itu pujian,guyonan atau apalah,persetan dengan hal itu.
Aku memalingkan wajah dari kelas dan bersiap untuk berjalan pulang.
Baru saja aku berharap bahwa perjalanan pulang ku akan tenang,tiba-tiba Mira datang menghancurkan harapan ku itu.
"Pulang bareng yuk. Rumah kita searah loh. AKu tau karena sering melihat mu sewaktu berjalan pulang". Kalimat itu membuat aku memutar otak ku lebih dari biasanya.
Ini pertama kalinya aada yang mengajak aku pulang bareng. Setelah mempertimbangkan segala hal,aku mengangguk pelan sembari berkata "Asal kau tenang selam perjalanan,tak mengapa".
Akhirnya kami pun pulang bersama. Menyusuri jalanan dengan segala hiruk-pikuk yang terjadi sejauh mata memandang.
Perjalanan ini terlalu canggung,terlalu sunyi,seperti yang ku inginkan.
Saat hendak melewati jembatan,Mari menarik tangan ku menuju sebuah kedai makanan ringan yang sama sekali tidak kusadari kalau kedai itu berada disitu selama ini.
"Kita makan dulu yuk,aku traktir deh",kata Mari sambil terus menarik tangan ku. Kontak fisik adalah satu hal yang ku hindari agar aku benar-benar bisa menahan diri untuk bertindak kriminal.
Tanpa menunggu jawaban keluar dari mulut ku,akhirnya kami sudah berada di dalam kedai makanan itu.
Satu hal yang ku benci adalah menunjukkan tabiat ku di depan manusia lain  selain keluarga ku. Jadi aku memutuskan hanya duduk dan pulang.
"Aku pesan ini dan 2 minuman ini",Mari menunjuk menu dan menyampaikan pesanannya kepada pelayan.
Kami duduk tanpa seorang pun yang memulai percakapan.
Saat makanan datang,aku melihat porsi makanan yang cukup besar. Kompor portable yang diatasnya ada mangkuk berisi makanan itu kini berada di meja tempat kami duduk.
Sebentar suasanan menjadi hening. Perut ku yang memang sudah menahan lapar membuat pikiran ku kemana-mana.
"Mari makan". Setelah mengucapkan perkataan itu,MIra mengambil piringnya dan mulai makan.
Tak beberapa lama kemudian,dia berhenti makan sembari berkata "Kenapa kau tidak ikut makan ? Makanan ini ku pesan untuk kita berdua. Ini juga minuman mu. Tenang saja,kan aku traktir".
Aku menolak dengan cara halus hingga cara blak-blakan,namun dia tetap memaksa. Sambil menolak,ku sampaikan alasan aku tidak mau makan,yaitu aku tidak ingin menunjukkan tabiat ku ke orang lain.
"Sudahlah,makan saja. Aku ingin dekat dengan mu,jadi bolehkan aku melihat tabiat mu yang selam ini kau sembunyikan dari orang-orang itu". Kalimat itu,pertama kali ku dengar,dan yang lebih "wah" nya lagi kata-kata itu ku dengar dari wanita secantik Mira. Mungkin penggambaran bak bidadari itu ada benarnya,meski aku pun  tak pernah melihat bidadari.
Dengan sedikit keresahan dan berat hati. AKhirnya aku coba makan. Berhubung perut juga sudah teriak-teriak minta diisi,aku akhirnya makan.
"Lihatkan,tidak ada yang aneh dari cara makan mu. Kau malah terlihat imut sewaktu makan". Mendengar perkataan itu,aku tersedak separah-parahnya.
Baju ku akhirnya berantakan.Mira tanpa pikir panjang langsung mengambil serbet dan buru-buru membersihkan pakaian ku."Maaf kalau mengagetkan mu. Terlihat lucu ketika kau tersedak". Kalimat yang dilontarkan Mira ini akan selalu ku ingat.
Disini aku semakin melihat perbedaan mencolok dari Mira dibanding orang lainnya. Dia yang polos,ramah,cerdas,cekatan dan yang paling ku suka adalah ketidak-pandang bulu-annya itu.
Aku mungkin risih bila orang hina yang melakukan ini terhadap ku. Mungkin aku akan marah dan langsung menusukkan garpu yang ada di meja ini kepada orang hina itu. Tapi Mira,membuat ku memberi kepercayaan ku padanya meski belum sepenuhnya.
Aku termasuk orang yang pemilih dari bergaul,sampai aku pun tidak punya teman. Tapi Mira dapat meluluhkan dinding pembatas yang sudah susah payah ku bangun disekitar diri ku selama ini. Ini merupakan hari terbaik dari seluruh hari yang pernah ku jalani selama ini dalam hidup ku.
Mungkin kali ini,tak salah bila aku menyebut kalau aku jatuh cinta pada Mira. Mira sang jelmaan bidadari yang mungkin bisa membimbing ku ke hidup yang lebih baik,hidup yang akan ku jalani dengan perasaan senang tanpa gangguan.
Setelah acara makan tadi,aku dan Mira pun memutuskan untuk pulang.
Karena aku sudah sedikit percaya akan Mira,aku mulai memberanikan diri untuk memulai percakapan,agar perjalanan ini tidak secanggung yang sebelumnya.
"Hmmm..ma-maaf bertanya,ta-tadi kenapa kau be-bersikeras sekali mencari pu-pulpen mu itu ?",tanya ku dengan terbata-bata.
Mira tersenyum sambil menceritakan kisahnya. "Pulpen itu ku dapat dari ayah ku yang kini telah tiada. Itu benda kenang-kenangan terakhir yang diberikannya pada ku. Jadi aku pasti mersa bersalah sekali bila menghilangkannya,karena benda itu diberi orang yang paling ku sayangi.".
Itulah alasan Mira. Karena aku cuek,aku tidak terlalu mengindahkan perkataannya itu. Aku hanya mengangguk tanda mendengarkan perkataannya itu.
Setelah itu suasana kembali canggung,hingga akhirnya sampai ke depan rumah Mira. Rumah mewah yang bahkan tak bisa kubandingkan dengan rumah sederhana yang ku tinggali bersama orang tua ku.
Mira mengajak ku untuk minum teh sejenak. Aku hanya menggeleng tanda menolak. "Besok kita pulang bareng lagi ya. Menyenangkan bisa mengenal mu. Lain kali mampirlah sejenak". Kata-kata itu menjadi penutup percakapan kami hari ini.
Aku melanjutkan perjalanan pulang ku seperti biasa lagi. Sendiri,tenang,tanpa peduli sekitar.....

Sabar,bentar lagi nemu kok.
Selamat menikmati

Friday, 24 June 2016

-KISAH CINTA YANG KELAM(PART 2)-

Hari ini kelompok ku dan aku belajar pelajaran belajar fisika dan B.Indonesia. Besok belajar Kimia dan B.Inggris. Lusa belajar Biologi dan matematika.
Begitu terus pengulangan yang akan dilakukan hingga nanti menjelang hari sebelum UN.
Pelajaran ini terasa membosankan. Karena mereka hanya berbagi kisah hidup tanpa ada sekali pun membahas pelajaran,terkecuali aku dan Mira.
Aku sibuk dengan lamunan ku sedangkan Mira sibuk dengan buku pelajarannya.
Mungkin karena melihat aku hanya diam,Mira menanyakan soal pelajaran kepada ku. "Kau tahu rumus untuk menyelesaikan soal ini ? Kalau boleh beritahu aku ya".
Dia melempar senyum secerah matahari di pagi hari yang cerah. Mungkin inilah pertama kali aku beranggapan berlebihan seperti para manusia hina lainnya.
Aku coba melempar senyum terpaksa,dan mulai melihat soal itu. "Apa ini ? Soal sebegini mudahnya ditanyakan pada ku ? dia menganggap ku bodoh atau dia memang bodoh ?" batin ku.
"Begini caranya,kau hanya perlu menurunkan rumus dasarnya",aku coba menanggapi pertanyaannya tadi. Ini kedua kalinya aku mengeluarkan suara di kelas ini,pertama kalinya saat perkenalan.
Dengan senyum masih menempel diwajah nya,dia berkata "Oh begitu ya ? Maaf,aku kurang mngerti bila menurunkan rumus. Terima kasih".
Aku mulai mencoba menenangkan diri,karena aku tidak tahan dengan senyum cerah milik Mira.
Melihat aku dan Mira melakukan percakapan,anggota kelompok lain mulai dan naggota kelompok ku ini mulai menyoraki aku dan Mira.
"Cieee,si bisu bodoh ternyata bisa berbicara kalau di depan gadis cantik".
Begitulah sorakan mereka terdengar oleh ku dan mungkin memang itu yang mereka sebutkan.
Wajah ku merah padam. Mungkin karena ini pertama kalinya aku disoraki,jadi aku merasa marah dan senang bercampur aduk. Bukan senang karena disoraki,aku senang karena disandingkan dengan Mira,makhluk pertama yang mau berbicara dengan ku dikelas ini.
Mira hanya tertawa mendengar sorakan itu. Bu guru pun mencoba menenangkan kembali suasanan kelas.
Begitulah pertama kami berbicara,dan pertama kali aku merasa ada sesuatu yang aneh dalam diri ku.
Terlalu cepat untuk ku sebut cinta,karena aku tak percaya cinta yang terbentuk dalam waktu singkat.
Setelah itu semua kembali dengan kegiatannya masing-masing dan Mira sesekali melontarkan pertanyaan kepada ku.....

Kalau belum nemu juga,sabar lagi ya hehehehe
Selamat menikmati

Wednesday, 22 June 2016

-KISAH CINTA YANG KELAM (PART1)-

Aku Sigi. Seorang manusia hina dengan segala kekurangan,tanpa satu pun kelebihan,yang sekarang sedang menyandang gelar sebagai siswa salah satu SMA swasta ternama dikota ini.
Aku bocah yang berasal dari desa nan jauh disana,yang bahkan tak tertulis di peta.
Sekarang orang-orang menganggap ku baik,pendiam,bahkan sampai ada yang bilang aku orangnya rapuh.
Entah apa yang membuat mereka sampai melontarkan opini semacam itu.
Mereka Menganggap ku begitu karena mungkin mereka tidak mengenal diri ku yang asli.
Aku sekarang berada di SMA yang jauh dari tempat tinggal ku ini karena nama keluarga ku sudah tercoreng karena ku,jadi kami pindah ke tempat yang jauh untuk memulai suatu hidup baru yang lebih tenang tanpa tekanan berarti dari kasus-kasus yang pernah ku buat.
Saat aku di SMP dulu,aku pernah membunuh teman ku,teman terdekat ku.
Tak perlu kuberitahu detailnya,hanya membuat kalian jijik memikirkannya.
Sekarang aku kelas 3 SMA,jurusan IPA,karena aku suka tubuh manusia yang menjadi alasan ku untuk mendalami biologi di jurusan IPA ini.
Hari ini kurang lebih 2 bulan lagi sebelum UN. Ujian yang akan menentukan kehidupan kami selanjutnya akan mengarah kemana.
Guru-guru mulai cekatan mengajari kami,antara ingin membantu kami memahami pelajaran agar dapat menjawab soal UN nanti atau takut menjatuhkan nama sekolah bila kami banyak yang tidak lulus nanti.
Aku tidak terlalu dengan hal itu,karena sifat ku yang biasa kalian sebut cuek.
Kami belajar dengan kelompok. Tiap anggota kelompok ditentukan sendiri oleh kami para siswa.
Bila sudah pemilihan kelompok seperti ini,mau tak mau pasti aku tidak akan dapat kelompok atau terpaksa masuk ke kelompok yang tidak satu pun menginginkan aku ada di kelompok itu.
Anehnya kali ini ada kelompok yang terpaksa ku masukin bukan karena dua hal yang baru ku sebutkan,tetapi karena ada salah satu anggota kelompok yang menginkan aku ada di dalam kelompoknya.
Wanita itu bernama Mira. Salah satu wanita yang terkenal dengan paras cantik bak bidadari yang suka disebutkan oleh manusia-manusia berpimikiran pendek. Mengapa aku berkata begitu ? Jawabnya simpel,karena tak satu orang pun pernah melihat bidadari,jadi pengungkapan "bak bidadari" itu terlalu berlebihan.
Selain karena parasnya yang sedikit diatas rata-rata wanita,dia juga terkenal cukup cerdas dan ramah. Alasan itu yang membuat dia disenangi oleh siapa saja,berbanding terbalik dengan ku.
Aku tidak ramah,tidak diatas rata-rata pria,dan tidak cerdas,dan satu lagi,aku pendiam dan sifat ku terlalu dingin.
Kelompok kami terdiri dari 6 orang,sedangkan kelompok lain terdiri dari 5 orang. Jumlah ini wajar karena kelas kami memliki populasi 41 siswa. Jadi mau tidak mau harus ada kelompok yang beranggotakan lebih dari yang lain bila pembagiannya seperti ini.
Orang-orang yang ada di kelompok ini yang sekarang menjadi kelompok ku ini sangat sinis menatap ku. Aku hanya memalingkan wajah dari dia dan tidak memperdulikannya.
"Eh,bukannya dia si bisu bodoh yang hina itu ? Semua orang membencinya,kenapa kau harus menariknya ke kelompok kita ?",kata seorang wanita nyentrik kepada wanita nyentrik lainnya.Penampilan mereka berdua berlebihan. Mulai dari make-up,aksesoris dan gaya berpakaian.Kedua Wanita ini bernama Avera dan Anya.
"Si bocah ini ngapain ada disini ? Dia bisa menghancurkan rencana kita",kata seorang pria dengan seorang pria lainnya. Nama mereka Genta dan Arga.Mereka adalah pria mesum yang selalu berpikiran mesum dengan wajah mesum yang menggambarkan setiap perilaku mesum yang ada dalam dirinya. Mereka punya tubuh yang atletis,jadi mereka cukup ditakuti dikelas hina ini.
Mereka berbisik namun dengan suara yang cukup besar. Entah mereka bodoh atau memang membiarkan suara dari mulut hina mereka itu terdengar sampai ke telinga ku ini.
"Biarlah.Kasihan dia karena belum punya kelompok. Toh belajar lebih ramai kan lebih banyak ide yang bisa kita bagi". Kata-kata itu adalah kata-kata terbaik yang ku dengar dari kelompok sialan yang baru terbentuk ini.Kalimat itu terlontar dari MIra,sang ketua kelompok dengan segala kriteria ketua yang dimilikinya. Mungkin dia seorang yang munafik,jadi ingin terlihat baik di depan para makhluk hina lainnya.
Akhirnya kelompok ini terbentuk dan mulai melaksan program belajar yang mereka percaya bisa membawa mereka lulus UN.
Hari-hari ku akan dipenuhi oleh orang-orang membosankan ini. Itulah anggapan awal ku akan kelompok ini....

Belum nemu creepy nya ? Sabar aja,kali aja bukan di part ini.
Selamat menikmati :v

Tuesday, 21 June 2016

-KISAH CINTA YANG KELAM (PROLOG)-

Waktu tak menentukan ikatan yang bisa dibentuk antara dua insan.
Terbukti dari ikatan yang sudah terbentuk antara aku dengan seorang wanita yang kini bahkan kematian pun tak dapat mengubah perasaan ku terhadapnya.
Wanita yang dapat mengubah kebiasaan buruk ku yang sangat buruk sampai tak ada satupun manusia yang berani dekat dengan ku selain wanita yang kini sudah meninggalkan ku.
Kami bertemu 2 bulan yang lalu dan kini dia sudah tenang di tempat yang mereka sebut surga,dimana segala bentuk kebahagiaan ada disana.
Inilah kisah ku dan wanita itu.

kali ini post beberapa hari kedepan akan berhubungan dengan prolog diatas. Cerita ini ber-part,jadi pantengin terus.
Selamat menikmati :v

Monday, 20 June 2016

-CINTA-

Aku punya kelompok yang berisi sahabat-sahabat ku.
Awalnya kami semua bahagia bersama.
Semua berubah karena cinta.
Aku menyukai sahabat wanita ku,sahabat wanita ku menyukai sahabat pria ku,sahabat pria ku menyukai sahabat wanita ku yang lain.
Cinta kami bertepuk sebelah tangan.
Padahal kami semua bersahabat,dan kelompok ini dibentuk karena persahabatan kami.
Cinta adalah hal yang menyakitkan.
Cinta membuat kami buta.
Kami semakin menjadi-jadi.
Setiap kami ingin orang yang kami sukai menyukai kami juga.
Ini lebih dari cinta yang disebut cinta segitiga.
Kami ada bertujuh,dan kami saling menyukai seseorang,meski tau orang yang kami sukai menyukai orang lain.
Cinta membuat kami kehilangan kesadaran.
Kami mulai bertindak gila.
Inilah yang disebut bencana.
Semua mengeluarkan tindakan diluar nalar.
Hal ini tidak bisa diselesaikan dengan kata-kata.
Semua menjadi gila.
Pertumpahan darah tak bisa dielakkan.
Semua menggila.
Aku pun tidak bisa menerima hal ini.
Aku pun ingin memiliki orang yang kucintai.
Tapi semua sudah terlambat.
Cinta membuat ku tak bisa menahan rasa sakit ini.
Akhirnya aku menyudahi semua rasa sakit ini dengan membunuh semua sahabat ku.
Tebasan tiap tebasan ku lancarkan untuk melepaskan kepala mereka dari tempatnya.
Aku ingin membuat mereka berhenti memikirkan cinta.
Aku mencoba membela kepala mereka,agar aku bisa membersihkan otak mereka dari cinta.
Semua tubuh mereka ku cabik dengan membabi-buta.
Tinggal tubuh wanita yang ku cintai.
Yang sekarang tinggal bersama ku.
Meski dia kini sudah beraroma busuk,aku tetap merasa hangat ketika memeluknya.
Aku ingin cinta kami tak terbendung apapun.
Aku mengabadikan tempat pertumpahan darah kami,agar aku bisa mengenang tindakan gila yang ku lakukan untuk memperebutkan cinta.
Semoga arwah sahabat-sahabat ku tetap bersahabat di alam sana,tanpa memikirkan cinta yang memecah belah kami.

Saturday, 18 June 2016

-ULANG TAHUN-

Hari ini adalah hari ulang tahun ku.
Aku berpikir apa yang akan ku lakukan pada umur baru ku yang sudah menginjak 19 tahun ini.
Aku berpikir untuk merubah kebiasaan ku yang bersifat kriminal ini.
Padahal aku sudah berpikir dan berniat untuk menghintakan kebiasaan buruk ku ini.
Namun sayangnya semua tak berhasil.
Tak terhitung jari lagi mereka yang sudah ku bunuh satu hari ini,hari ulang tahun ku.
7 orang kehilangan kesempatan melihat matahari dikeesokan hari karena berisik ketika pagi tiba.
Awalnya aku hanya menyayat tenggorokan mereka agar mereka tidak berisik lagi.
Namun aku teringat akan keuangan ku yang tengah sulit.
Akhirnya aku menguliti mereka agar bisa ku masak besok.
Kubersihkan isi perut mereka,ku bersihkan daging mereka dari racun-racun tubuh yang mereka mungkin tidak tahu kalau racun itu ada di tubuhnya.
Sungguh orang-orang yang kotor,darah mereka lebih kental dan pekat dibanding darah orang sehat.
Ku cungkil bola matanya agar dapat kugunakan untuk topping sushi besok.
Tengkorak kepala mereka ku gunakan sebagai asbak rokok dan sebagian untuk tempat menggantung sikat gigi.
Itu baru di pagi hari,saat-saat orang-orang mulai menyiapkan diri untuk beraktifitas,aku sudah melakukan hobi buruk ku lagi.
Siangnya aku didatangi segerombolan orang yang jumlahnya tak ku ingat.
Mereka marah karena warga mereka ku bunuh.
Aku sudah bilang ini hari ulang tahun ku,aku berharap agar mereka sedikit tenang dan lebih menyayangi nyawa mereka.
Tapi mereka tak mengindahkan kata-kata ku.
Mereka brutal mencoba membunuh ku.
Akhirnya meski terluka dan tubuh berlumuran darah,aku dapat menutup mulut mereka rapat-rapat untuk selamanya.
Hingga pada malam hari,beberapa jam yang lalu, ketika aku ingin berdoa dan meminta maaf akan apa yang kulakukan satu hari ini,masih saja banyak pengganggu datang.
Kata mereka,mereka ingin menuntut keadilan.
Aku juga hanya mengharapkan ketenangan.
Di hari yang dibilang orang istimewa ini,di hari ulang tahun ku ini.
Sekarang mereka sudah teronggok di gudang kontrakan ku,dengan berlumuran darah,dengan anggota tubuh yang entah sudah kemana ku buat,dengan tengkorak yang sudah tak tersusun rapi.
Sebelum menutup hari ini,akhirnya aku bisa berdoa dengan tenang,dengan sunyi,hanya suara doa ku dan suara jarum jam yang terdengar sayup-sayup.
Aku ingin menutup hari ini dengan keistimewaan.
Setelah berdoa,aku menyiapkan makan malam mewah dengan semuanya serba daging,daging manusia.
Sungguh kisah tragis bagi mereka dan bagi ku.
Hari Ulang tahun ternyata tak seindah yang mereka bilang.
Hari ulang tahun ternyata hanya omong kosong belaka.
Hari yang mereka katakan dimana mereka bisa ceria,bisa bercanda tawa,bisa tertawa lepas,bisa menambah kenangan baru,bisa ini itu,atau apalah yang mereka sebutkan.
Persetan dengan tren hari ulang tahun.
Bagi ku dengan bisa makan,tidur,dan beraktifitas dengan tenang,itu sudah cukup.
Sekarang aku hanya perlu menjaga kesehatan dengan makanan sehat dari daging alot milik manusia-manusia hina ini agar aku bisa tetap hidup dan terus melanjutkan hobi ku ini.
Persetan dengan pengharapan yang dilakukan saat ulang tahun.
Mungkin hobi ku ini tidak bisa dihilangkan,dan mungkin  hanya dengan ini aku bisa hidup.
Semoga dihari ulang tahun kalian,kalian tidak melakukan sesuatu yang aneh,berlebihan dan bersifat mengganggu.
Karena meski bukan hari ulang tahun ku,aku akan tetap membungkam mulut mereka yang mengganggu.
Karena aku bisa hadir,bisa hilang,sesuai dengan kemauan ku dan situasi yang kalian buat.
Sekian

Wednesday, 8 June 2016

-WISATA-

Teman-teman ku sedang mengadakan wisata.
Mereka mengajak ku,tapi karena aku kurang tertarik dengan wisata,akhirnya aku menolak.
Pukul 23.10 mereka berangkat dari titik pertemuan di dekat kontrakan ku.
Mereka pamit pergi dengan senyum kegembiraan menempel di wajah mereka.
Keesokan harinya,jam 19.31 mereka kembali,namun kini dengan wajah lesu,sedikit pun tak terlihat ada semangat di wajah mereka.
Karena mungkin mereka lelah,akhirnya mereka langsung memasuki kamar masing-masing,membaringkan badan dan akhirnya tertidur.
Ketika mereka tertidur,aku melanjutkan tugas ku yang tadi sempat tertunda karena menyambut mereka.
Saat tengah asiknya berkutat dengan tugas ku di kamar ku,aku mendengar suara beberapa orang yang terengah-engah di depan pintu,sembari mengetuk pintu.
Aku segera berlari keluar dan membukakan pintu.
Ternyata mereka adalah teman-temannya teman ku.
Mereka terlihat gelisah,lesu dan bahkan ada yang menangis.
Aku bertanya pada mereka "Apa yang terjadi ? Kenapa wajah kalian seperti itu ?"
Mereka menjawab " Teman-teman mu kecelakaan,kami berangkat dengan 2 mobil,dan mobil yang mereka kendarai kecelakaan. Semua penumpang mobil tersebut dinyatakan tewas setelah dilarikan ke rumah sakit dan kehabisan darah dalam perjalanan"
Aku lalu tertawa terpingkal-pingkal.
Mereka terlalu bodoh untuk lelucon seperti itu.
Aku baru saja melihat teman-teman ku masuk ke kamar mereka masing-masing,sudah pasti aku tidak percaya dengan yang mereka katakan.
Namun mereka bersikeras meyakinkan aku.
Karena ku pikir lelucon mereka mulai keterlaluan,akhirnya aku mengarahkan mereka ke kamar teman-teman ku.
Dan apa yang kami dapati adalah hal terburuk yang pernah ku lihat.
Tubuh hancur dengan darah kering,isi perut yang keluar kemana-mana,serta bentuk tubuh yang sudah tak karuan,itulah yang kami temukan.
Aku merasa seakan semua ini mimpi,karena aku tak percaya akan hal-hal mistis.
Aku menampar wajah sekeras mungkin,dan akhirnya aku tahu bahwa yang ada didepan mataku sekarang adalah nyata.
Ternyata yang kembali tadi bukanlah teman-teman ku,melainkan mayat mereka yang sementara dirasuki arwah mereka untuk menyampaikan pada ku bahwa mereka sudah kembali dari wisata mereka.
Sungguh teman-teman yang baik,mereka tak ingin aku khawatir.

Sunday, 5 June 2016

-DOMPET-

Ku cari disini,namun tak kutemukan.
Ku cari disana,namun tak kutemukan.
Ku cari disitu,juga tak kutemukan.
Sepanjang hari aku mencari,namun tak kutemukan.
Sejenak aku berpikir,akhirnya aku ingat dimana dompet ku.
Aku baru ingat aku meninggalkannya di perut mayat yang ku bunuh sore ini.
Mayat yang ku bunuh untuk menjadi bahan makanan selama bulan puasa.
Untung mayat itu sudah ku potong-potong ,jadi mudah menemukannya.
Tapi sialnya dompet ku jadi berlumur darah dan agak sedikit amis.
Sialnya aku hari ini.

Saturday, 4 June 2016

-USIL-

Aku mungkin masuk kedalam kategori orang yang usil.
Begitu juga dengan teman-teman ku yang tinggal serumah dengan ku.
Tapi aku menganjurkan untuk tak jadi seperti kami,atau lebih tepatnya tak jadi seperti ku.
Akan ku ceritakan sedikit pengalaman ku.
Sejak ketertarikan kami dengan hal mistis,kami jadi sering saling mengerjai satu sama lain.
Mulai dari menceritakan pengalaman bohong yang berbau mistis,hingga saling mengagetkan ketika ada kesempatan sekecil apapun.
Semua terasa menyenangkan pada awalnya,karena hal tersebut merupakan hal yang menyenangkan untuk mengisi waktu luang.
Tapi seiring berjalannya waktu,semua mulai terasa membosankan dan parahnyanya terasa mengesalkan.
Mungkin teman-teman ku masih merasa kalau hal itu terasa menyenangkan.
Tapi aku sudah muak akan semua hal itu,dan mulai kesal bila mereka melakukan hal tersebut terhadap ku.
Apalagi mereka melakukan hal tersebut kepada ku,padahal aku tidak melakukan hal tersebut kepada mereka.
Hingga akhirnya,suatu malam yang kelam,malam dimana akhirnya keusilan kami semua disudahi.
Ketika aku sedang mandi,teman-teman ku mulai menyiapkan perangkap yang menurut mereka seram dan menyenangkan.
Aku sudah memperingati mereka untuk tidak melakukannya,karena mandi ku mulai terganggu akan hal itu.
Mereka memainkan saklar lampu hingga akhirnya lampu kamar mandi rusak,sehingga gelaplah sudah suasana dalam toilet.
Mereka juga memutar lagu-lagu seram yang dipercaya dapat memanggil makhluk-makhluk gaib.
Kekesalan ku sampai pada puncaknya,mungkin karena makhluk gaib itu mulai merasuki ku.
Selesai membersihkan diri,dengan hanya berbalut handuk,aku keluar toilet,mematikan semua saklar lampu dan mulai bermain dalam gelap.
Aku sudah kehilangan akal sehat ku.
Dengan sebilah pisau yang ku ambil dari dapur,aku mulai menyudahi keusilan mereka.
Bukan dengan kata-kata lagi,kini dengan tindakan.
Aku mulai menyayat tenggorokan teman-teman ku itu.
Mungkin karena kehilangan akal sehat,aku jadi keterusan hingga akhirnya aku membunuh mereka.
Dengan bersimbah darah,aku menyudahi keusilan itu.
Keusilan yang awalnya seru dang menyenangkan.
Kini mereka tinggal tubuh dingin dengan bercak darah.
Aku menyimpan mereka di dalam lemari pendingin,untuk menjadi pengingat agar aku tak usil lagi.
Aku juga mendekorasi ulang ruangan tempat lemari pendingin dengan darah teman-teman ku.
Aku mengukir kata-kata seram,wajah-wajah seram dan segala sesuatu yang seram.
Semuanya ku buat dengan darah mereka.
Akhirnya aku harus mandi lagi,dengan kondisi toilet yang gelap gulita.
Setidaknya sekarang lebih tenang,lebih seram,lebih menyenangkan dengan suara dari lagu-lagu menyeramkan itu.
Tinggal membersihkan bercak darah dan isi perut yang berserakan di dapur.
Begitulah pengalaman ku.
Jadi ku sarankan sekali lagi,jangan usil,apalagi kepada teman mu yang psikopat.
Karena hal tersebut akan berujung maut terhadap mu dan sekitar mu.

-CERITA-

Setiap hari jumat aku selalu mendengarkan cerita horor dari salah satu siaran radio kesukaan ku.
Aku mempunyai ketertarikan lebih akan hal-hal berbau mistis.
Setiap aku mendengarkan cerita-cerita yang disampaikan,selalu aku berharap agar aku bisa merasakan hal yang sama seperti yang diceritakan.
Sampai suatu hari aku menyesal pernah berharap seperti itu.
Awalnya aku merasa senang karena akhirnya banyak makhluk astrala yang mengunjungi ku.
Akhirnya aku punya teman bermain dimalam hari.
Tapi,semakin hari semua itu mulai membuat ku risih.
Mereka mengikuti kemanapun,24 jam sehari.
Hidup ku mulai kacau karena hal itu.
Mulai dari muncul rambut diwajah ku ketika aku tidur,lampu yang mati-menyala ketika aku buang air,hingga suara cekikikan yang mengganggu tidur ku.
Dari cerita yang ku dengar dari radio,cara mengatasinya hanya satu,ikuti permainan yang mereka ajukan.
Aku mulai mengikuti saran itu dan mulai bermain dengan mereka.
Sampai suatu waktu permainan mereka keterlaluan,mereka meminta ku untuk membunuh.
Anehnya aku mulai senang akan permainan membunuh ini,karena perlahan aku mulai merasakan kesenangan yang mungkin juga mereka rasakan.
Sekarang aku meringkuk di sel yang dingin karena permainan itu.
Kata mereka aku membunuh keluarga ku.
Padahal aku sudah mengatakan paada mereka bahwa aku hanya BERMAIN.
Karena kesal dan bosan,akhirnya aku memainkan permainan ini di sel,sehingga akhirnya lapas ini terlihat sepi karena mereka semua sudah ku bunuh.
Padahal mereka masih disni,hanya saja dengan wujud yang berbeda.
Aku ingin memberi saran.
Jika tak punya mental yang kuat,ku sarankan jangan ikut mendengar cerita yang ku dengar dari radio.
Karena kau mungkin kau akan kecanduan seperti aku,kecanduan permainan gila ini.
Tapi bila kau sudah kecanduan,tidak ada salahnya kan kau ikut BERMAIN dengan ku ?
Kita lihat siapa yang lebih mahir dalam permainan ini :v